
Bruno Fernandes usai laga Premier League antara Manchester United vs Crystal Palace di Old Trafford, Minggu 2 Februari 2025. (c) AP Photo/Dave Thompson
Bola.net – Manchester United sedang mengalami masa sulit di kandang sendiri, dan Old Trafford yang dulu dikenal sebagai “Theatre of Dreams” kini justru menjadi tempat yang nyaman bagi tim tamu untuk bermain.
Performa buruk The Red Devils di kandang sendiri telah berlangsung cukup lama, dan hal ini semakin memperburuk citra klub yang sedang berjuang bangkit.
Terakhir kali MU mencetak gol di babak pertama dari permainan terbuka di Old Trafford adalah saat Rasmus Hojlund mencetak gol melawan Nottingham Forest pada 7 Desember 2025. Sayangnya, mereka tetap kalah dalam pertandingan itu.
Advertisement
Satu-satunya gol di babak pertama sejak saat itu adalah gol penalti Bruno Fernandes melawan Brighton, yang juga berakhir dengan kekalahan.
Old Trafford telah kehilangan aura menakutkannya sejak lama. Saat ini, stadion tersebut justru seolah menjadi tempat yang nyaman bagi pemain dan suporter tim lawan.
Masalah Kepercayaan Diri dan Performa Tim
Harry Maguire, bek tengah MU, mengakui bahwa timnya kehilangan kepercayaan diri saat bermain di depan suporter sendiri.
“Saya pikir rentetan hasil buruk di Old Trafford telah membuat para pemain kehilangan kepercayaan diri saat bermain di depan penonton,” kata Maguire setelah kemenangan alot melawan Leicester City di Piala FA.
“Ini adalah sesuatu yang harus kami perbaiki karena jika kami ingin menjadi tim yang sukses, kami harus membuat Old Trafford menjadi tempat yang sulit bagi tim lawan. Performa di babak pertama tidak cukup baik.”
Kemenangan-kemenangan MU di kandang belakangan ini pun didapatkan dengan susah payah, sering kali membutuhkan gol di menit-menit akhir.
Lawan-lawan yang mereka hadapi, seperti Leicester City, Rangers, dan Southampton, juga bukanlah tim elite.

|
16 Februari 2025


Rekor Buruk dan Ketidakpuasan Suporter
Bendera sepak pojok berlogo Manchester United di Old Trafford. (c) AP Photo/Dave Thompson
Dalam delapan pertandingan terakhir di Old Trafford, MU hanya meraih tiga kemenangan, sementara lima pertandingan lainnya berakhir dengan kekalahan.
Pelatih Ruben Amorim sendiri kerap menyebutkan kegelisahan dan ketegangan yang dirasakan oleh tim dan suporter saat bermain di kandang.
Ada jarak yang jelas antara suporter dan pemain saat ini. Pada babak pertama melawan Leicester, suporter menunjukkan frustrasi mereka dengan permainan lamban United, dan sorakan terdengar saat turun minum dengan skor tertinggal.
Maguire menyebut hilangnya kepercayaan diri sebagai akar masalah, dan ini menjadi tantangan besar di Old Trafford, di mana 74.000 penonton justru menambah tekanan.
Suporter Man United terbiasa menyaksikan sepak bola menyerang yang menarik, tetapi yang mereka lihat saat ini adalah permainan yang terlalu hati-hati dan minim risiko.
Tantangan ke Depan
Sekarang di era Amorim, ermainan MU yang terlalu defensif justru memudahkan lawan untuk bertahan. Ini adalah masalah yang berbeda dengan era Erik ten Hag, ketika MU bermain terlalu terbuka dan mudah diserang. Namun, hasil akhirnya tetap sama: rekor buruk di Old Trafford.
Untuk mengembalikan kejayaan Old Trafford, MU harus menemukan kembali identitas permainan mereka. Mereka perlu membangun kepercayaan diri pemain dan menghubungkan kembali hubungan antara tim dengan suporter.
Tanpa perubahan signifikan, Old Trafford akan terus kehilangan aura menakutkannya, dan mimpi untuk kembali menjadi raksasa sepak bola akan semakin sulit diwujudkan.